
KUTIPAN DAN CATATAN KAKI
DZIKIR PAGI & PETANG
- Teks Arab
- Teks Latin
- Terjemah
Fokus mengingat Allah setiap waktu dengan bantuan Buku Saku Dzikir Pagi & Petang dengan tulisan yang nyaman dibaca
UKURAN : Saku A7 (10,5×7,4cm)
SAMPUL : Softcover
1. HR. Muslim no. 596.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada beberapa amalan penyerta yang barangsiapa meng-ucap-kannya atau melakukannya setelah usai shalat wajib maka dirinya tidak akan merugi, yaitu bertasbih sebanyak 33x, bertahmid sebanyak 33x, dan bertakbir sebanyak 34x.”
Sumber: https://muslim.or.id/22052-mengucapkan-tasbih-tahmid-takbir-setelah-shalat-wajib.html
2. HR. Bukhari no. 843 dan HR. Muslim no. 595.
Rasulullah menanggapi keluhan orang-orang miskin yang merasa kalah beramal dengan orang-orang kaya karena harta mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah kalian aku ajarkan sesuatu yang dapat membuat kalian mengejar orang-orang yang mendahului kalian, dan yang dapat membuat kalian mendahului orang-orang yang sesudah kalian, serta tidak ada seorang pun yang lebih utama kecuali ia melakukan seperti yang kalian lakukan?” Mereka (para orang miskin) menjawab, “Tentu, ya Rasulullah”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian menjelaskan, “Kalian bertasbih, dan bertahmid, dan bertakbir setiap selesai shalat sebanyak 33x.”
Sumber: https://muslim.or.id/22052-mengucapkan-tasbih-tahmid-takbir-setelah-shalat-wajib.html
3. HR. Bukhari no. 6329
Cara ini dilandaskan pada hadis yang bercerita ten-tang kisah yang sama dengan hadis sebelumnya, hanya saja diriwayatkan dengan kandungan dan jalur
yang berbeda oleh Imam Bukhari. Dalam hadis ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah kalian aku ajarkan sesuatu yang dapat membuat kalian mengejar orang-orang yang men-dahului kalian, dan yang dapat membuat kalian mendahului orang-orang yang sesudah kalian, serta
tidak ada seorang pun yang lebih utama kecuali ia me-lakukan seperti yang kalian lakukan? Yaitu kalian ber-
tasbih sebanyak 10x, bertahmid sebanyak 10x, dan ber-takbir sebanyak 10x.”
Sumber: https://muslim.or.id/22052-mengucapkan-tasbih-tahmid-takbir-setelah-shalat-wajib.html
4. HR. Muslim no. 595
Landasan cara ini adalah hadis yang sama dengan hadis Muslim no. 595 sebelumnya. Hanya saja pada akhir riwayat tersebut, terdapat tambahan keterangan dari salah seorang periwayatnya yang bernama Suhail. “Terdapat tambahan pada hadis tersebut, dimana Suhail berkata, ‘masing-masing (tasbih, tahmid, dan takbir) berjumlah sebelas kali, sehingga total seluruh-nya menjadi 33x.’”.
Sumber: https://muslim.or.id/22052-mengucapkan-tasbih-tahmid-takbir-setelah-shalat-wajib.html
5. HR. An Nasa-i no. 1351
Cara ini adalah dengan membaca kalimat “subḥāna-llāh, wal ḥamdulillāh, wa laa ilaaha illallāh, wallāhu akbar” sekaligus sebanyak 25x. Cara ini berdasarkan hadis yang mengisahkan tentang seorang sahabat
Anshor yang bermimpi mengenai cara berdzikir yang kemudian disetujui oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam mimpi tersebut ada yang berkata, “Bertasbihlah 25x, bertahmidlah 25x, bertakbirlah 25x, dan bertahlillah 25x, maka totalnya menjadi 100x.” Pada pagi harinya, sahabat tersebut mengabarkan tentang mimpinya kepada Rasulullah. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Lakukanlah sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Anshor ini.”
Sumber: https://muslim.or.id/22052-mengucapkan-tasbih-tahmid-takbir-setelah-shalat-wajib.html
6. HR. Abu Dawud 2/86, An-Nasai 3/68. Lihat pula Shahih At-Tirmidzi 2/8
Ketiga surat (surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas) dinamakan Al-Mu’awwidzaat, lihat pula Fathul Baari 9/62.
Sumber: Hisnul Muslim.
7. HR. Abu Dawud 2/86, An-Nasai 3/68. Lihat pula Shahih At-Tirmidzi 2/8
Ketiga surat (surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas) dinamakan Al-Mu’awwidzaat, lihat pula Fathul Baari 9/62.
Sumber: Hisnul Muslim.
8. HR. Abu Dawud 2/86, An-Nasai 3/68. Lihat pula Shahih At-Tirmidzi 2/8
Ketiga surat (surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas) dinamakan Al-Mu’awwidzaat, lihat pula Fathul Baari 9/62.
Sumber: Hisnul Muslim.
9. HR. An-Nasai dalam Amalul Yaum wal Lailah No. 100 dan Ibnus Sinni no. 121
dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ 5/329 dan Silsilah Hadits Shahih, 2/697 no. 972.
“Siapa yang membacanya sehabis shalat, tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian.”
Sumber: Hisnul Muslim.
10. HR. Ibnu Majah dan ahli hadits yang lain. Lihat kitab Shahih Ibnu Majah 1/152 dan Majma’uz Zawaaid 10/111
Sumber: Hisnul Muslim.
11. Sumber: Hisnul Muslim.
12. HR. Al-Hakim 1/562
“Barangsiapa membaca kalimat ini ketika pagi hari, maka ia dijaga dari (ganguan) jin hingga sore hari. Dan barangsiapa mengucapkannya ketika sore hari, maka ia dijaga dari (ganguan) jin hingga pagi hari.” (HR. Al-Hakim 1/562. Al-Albani berpendapat hadits tersebut shahih dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib 1/273 dan beliau menisbatkan hadits tersebut kepada An-Nasa’i dan Ath-Thabrani, beliau berkata, isnad Ath-Thabrani jayyid).
Hadits selengkapnya:
Dari Ubay bin Ka’ab radliallahu ‘anhu, bahwa suatu ketika ada seorang jin yang mencuri kebun kurmanya. Jin itu beliau tangkap, untuk dilaporkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jin itupun memelas agar dilepaskan. Sebagai gantinya, dia memberikan satu wirid kepada Ubay. Jin itu mengatakan: (dzikir di atas). Barangsiapa yang membacanya ketika sore maka dia akan dilindungi dari (gangguan) kami sampai pagi. Barangsiapa yang membacanya ketika pagi maka dia akan dilindungi dari (gangguan) kami sampai sore. Kemudian, Ubay mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian yang dia jumpai. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Si makhluk jelek itu benar.” (maksud makhluk jelek adalah jin tersebut). (HR. An Nasa’i dan At Thabrani dan dishahihkan Al Albani).
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/170594953040571
13. HR. Abu Dawud 4/322, At-Tirmidzi 5/567 dan lihat Shahih At-Tirmidzi 3/182
“Barangsiapa membaca tiga surat tersebut (surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas, ketiganya dinamakan Al-Mu’awwidzaat) sebanyak 3x setiap pagi dan sore hari, maka itu (tiga surat tersebut) cukup baginya dari segala sesuatu.” (Yaitu melindunginya dari segala bentuk bahaya dengan izin Allah).
Sumber: Hisnul Muslim.
14. HR. Abu Dawud 4/322, At-Tirmidzi 5/567 dan lihat Shahih At-Tirmidzi 3/182
“Barangsiapa membaca tiga surat tersebut (surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas, ketiganya dinamakan Al-Mu’awwidzaat) sebanyak 3x setiap pagi dan sore hari, maka itu (tiga surat tersebut) cukup baginya dari segala sesuatu.” (Yaitu melindunginya dari segala bentuk bahaya dengan izin Allah).
Sumber: Hisnul Muslim.
15. HR. Abu Dawud 4/322, At-Tirmidzi 5/567 dan lihat Shahih At-Tirmidzi 3/182
“Barangsiapa membaca tiga surat tersebut (surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas, ketiganya dinamakan Al-Mu’awwidzaat) sebanyak 3x setiap pagi dan sore hari, maka itu (tiga surat tersebut) cukup baginya dari segala sesuatu.” (Yaitu melindunginya dari segala bentuk bahaya dengan izin Allah).
Sumber: Hisnul Muslim.
16. HR. Muslim 4/2088
Keterangan:
Doa di atas berdasarkan hadis dari Ibnu Mas’ud radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika sore membaca: (doa di atas).
Doa di atas menunjukkan sikap ketundukan seorang muslim kepada Allah. Dia mengawali paginya atau sore harinya dengan ikrar dan berbagai pengakuan. Dia berikrar tentang keabadian kerajaan Allah. Dia memuji Allah di waktu paginya. Dia berikrar tentang laa ilaaha illallaah, dan beberapa ikrar lainnya. Kemudian diikuti dengan berdoa, memohon kepada Allah agar diberi kebaikan pada malam atau hari itu, dan dilindungi dari segala bentuk keburukan pada malam atau hari itu. Yang bisa jadi tidak kita ketahui dan datang tanpa disangka-sangka.
Kemudian seorang muslim memohon perlindungan dari penyebab keburukan, yaitu sikap malas dan dampak dari sikap malas, yaitu kondisi buruk di hari tua. Di penghujung doa ini, seorang muslim berlindung kepada Allah dari siksa hari akhir, yaitu siksa kubur dan siksa neraka.
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/156467714453295
17. HR. Muslim 4/2088
Keterangan:
Doa di atas berdasarkan hadis dari Ibnu Mas’ud radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika sore membaca: (doa di atas).
Doa di atas menunjukkan sikap ketundukan seorang muslim kepada Allah. Dia mengawali paginya atau sore harinya dengan ikrar dan berbagai pengakuan. Dia berikrar tentang keabadian kerajaan Allah. Dia memuji Allah di waktu paginya. Dia berikrar tentang laa ilaaha illallaah, dan beberapa ikrar lainnya. Kemudian diikuti dengan berdoa, memohon kepada Allah agar diberi kebaikan pada malam atau hari itu, dan dilindungi dari segala bentuk keburukan pada malam atau hari itu. Yang bisa jadi tidak kita ketahui dan datang tanpa disangka-sangka.
Kemudian seorang muslim memohon perlindungan dari penyebab keburukan, yaitu sikap malas dan dampak dari sikap malas, yaitu kondisi buruk di hari tua. Di penghujung doa ini, seorang muslim berlindung kepada Allah dari siksa hari akhir, yaitu siksa kubur dan siksa neraka.
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/156467714453295
18. HR. At Turmudzi 3391 dan dishahihkan Al-Albani
Keterangan:
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, beliau berkata: Ketika masuk waktu pagi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca: “Allāhumma bika aṣbahnā…” dan ketika sore beliau membaca: ‘Allāhumma bika amsainā…’.
Doa di atas menunjukkan betapa orang yang mem-bacanya adalah orang yang sangat pasrah kepada Allah. Dia mengakui bahwa dirinya mampu hidup di hari itu, semata karena nikmat dari Allah ta’ala. Dia senantiasa dalam kondisi mengakui hal itu selama hidup dan matinya. Dia juga mengakui bahwa dia bakal kembali kepada Allah ta’ala.
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/159799134120153
19. HR. At Turmudzi 3391 dan dishahihkan Al-Albani
Keterangan:
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, beliau berkata: Ketika masuk waktu pagi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca: “Allāhumma bika aṣbahnā…’ dan ketika sore beliau membaca: ‘Allāhumma bika amsainā…’.
Doa di atas menunjukkan betapa orang yang mem-bacanya adalah orang yang sangat pasrah kepada Allah. Dia mengakui bahwa dirinya mampu hidup di hari itu, semata karena nikmat dari Allah ta’ala. Dia senantiasa dalam kondisi mengakui hal itu selama hidup dan matinya. Dia juga mengakui bahwa dia bakal kembali kepada Allah ta’ala.
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/159799134120153
20. HR. Al Bukhari no. 5522, 6306 dan 6323, at-Tirmidzi no. 3393, an-Nasa’i no. 5522 dan lain-lain
Keutamaan:
Dari Syaddad bin Aus radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sayyidul Istighfar adalah bacaan: (doa di atas).” Kemudian beliau menyebutkan keutamaannya, “Barangsiapa yang mem-
baca doa ini dengan penuh keyakinan di sore hari, kemudian dia mati pada malam harinya (sebelum pagi) maka dia termasuk ahli surga. Dan barangsiapa yang membacanya dengan penuh keyakinan di pagi hari, kemudian dia mati pada siang harinya (sebelum sore) maka dia termasuk ahli surga.”
Keterangan:
Dinamakan Sayyidul Istighfar, karena bacaan istighfar di atas adalah lafal istighfar yang paling mulia dibandingkan lafal istighfar lainnya. Dalam lafal istighfar ini, terdapat 8 aspek yang menjadikan istighfar ini memiliki keutamaan yang besar:
Dimulai dengan pujian kepada Allah.
Adanya pengakuan bahwa dirinya adalah hamba Allah, makhluk Allah yang berusaha menghambakan dirinya kepada Allah.
Mengimani adanya janji Allah, sehingga sang hamba sangat berpijak pada ikrarnya untuk mendapatkan janji Tuhannya.
Pengakuan akan kekurangan dirinya, dengan sekaligus memohon perlindungan kepada Tuhannya dari keburukan dirinya.
Pengakuan terhadap banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada dirinya, yang ini mewakili rasa syukur.
Pengakuan terhadap banyaknya dosa dan kelan-cangannya, yang ini merupakan bentuk taubatnya.
Diakhiri dengan permohonan ampunan yang setulus-nya kepada Allah.
Dengan keyakinan, tidak ada Dzat yang mampu mengampuni dosa-dosa hamba kecuali Allah, Sang Maha Kasih Sayang. (Fiqh al-Adiyah, 3/15).
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/155977764502290
21. HR. Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42, An-Nasai dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 22, halaman 146, Ibnus Sunni no. 69. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad. Syaikh Abdul Aziz bin Baaz menyatakan sanad hadits tersebut hasan. Lihat juga Tuhfatul Akhyar, halaman 26.
Keterangan:
Di awal dzikir disebutkan badan, kemudian disebut-kan pendengaran dan penglihatan, padahal pende-ngaran dan penglihatan termasuk anggota badan. Ini menunjukkan keutamaan pendengaran dan peng-lihatan. Disamping kedua indra tersebut merupakan jalan masuknya ilmu.
Hadis selengkapnya:
Dari Abdurrahman bin Abi Bakrah, bahwa dia ber-tanya kepada bapaknya: Wahai ayahku, aku selalu mendengar engkau membaca: (dzikir di atas), dan
engkau mengulanginya 3x setiap pagi dan 3x setiap sore. Kemudian Abu Bakrah radliallahu ‘anhu menga-takan: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca doa ini, dan aku senang meniru sunnah beliau.
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/173566866076713
22. HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad dan dishahihkan Al Albani
Keutamaan:
Dari Ibn Umar radliallahu ‘anhuma, bahwa beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca wirid ini ketika pagi dan sore, dan beliau tidak pernah meninggalkannya sampai beliau meninggal dunia: (dzikir di atas). (HR. Abu Daud, Ibn Majah dan dishahihkan Al Albani).
Dari Abbas bin Abdul Muthallib, beliau bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Ya Rasulullah, ajarilah aku doa yang harus aku panjatkan kepada Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Abbas, mintalah al afiyah (terbebas dari masalah) kepada Allah.” Kemudian, setelah tiga hari, Abbas datang lagi dan mengatakan: Ya Rasulullah, ajarilah aku doa yang harus aku panjatkan kepada Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Abbas, wahai pamanku, mintalah kepada Allah al afiyah (terbebas dari masalah) di dunia dan akhirat.” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad dan dishahihkan Al Albani).
Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu, bahwasanya ada seorang yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya: Ya Rasulullah, doa apa yang paling afdhal? Beliau menjawab: “Mintalah kepada Allah al afiyah (terbebas dari masalah) di dunia dan akhirat.” Kemudian besoknya dia datang lagi dan bertanya: Wahai Nabi Allah, doa apa yang paling afdhal? Beliau menjawab: “Mintalah kepada Allah al afiyah (terbebas dari masalah) di dunia dan akhirat. Karena jika engkau diberi al afiyah di dunia dan akhirat berarti kamu beruntung.” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad dan dishahihkan Al Albani).
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/161139580652775
23. HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud. Lihat kitab Shahih At-Tirmidzi 3/142
Hadis selengkapnya:
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, bahwa Abu Bakr As-Siddiq berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Tunjukkanlah aku beberapa kalimat, yang aku baca setiap pagi dan sore. Kemudian beliau bersabda: “Bacalah: (doa di atas). Baca doa ini setiap pagi, sore, dan ketika hendak tidur.”
Sisi penting dzikir ini:
Dzikir ini permintaan sahabat yang paling mulia: Abu Bakr as-Shiddiq radliallahu ‘anhu.
Dzikir ini diajarkan oleh manusia paling mulia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Memulai doa dengan memuji Allah, Dialah Dzat yang mengetahui segala sesuatu dan pemilik segala sesuatu.
Pengakuan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah.
Doa memohon perlindungan dari segala bentuk keburukan: sumbernya dan dampaknya.
Sumber keburukan ada 2: nafsu manusia dan godaan setan.
Dampak keburukan ada 2: dampak untuk diri sendiri dan dampak bagi orang lain.
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/160284290738304
24. HR. Abu Dawud 4/323, At-Tirmidzi 5/465, Ibnu Majah dan Ahmad. Lihat Shahih Ibnu Majah 2/332, Al-Allamah Ibnu Baaz berpendapat, isnad hadits tersebut hasan dalam Tuhfatul Akhyar hal. 39.
Keutamaan:
Dari Utsman bin Affan radliallahu ‘anhu, beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang setiap pagi dan sore membaca doa ini 3x: (doa di atas), maka dia tidak ada sesuatupun yang membahayakan dirinya.
Suatu ketika Aban bin Utsman salah satu sisi tubuhnya mengalami kelumpuhan. Tiba-tiba ada seseorang yang melihatnya (keheranan). Aban marah: Kenapa lihat-lihat. Hadis tentang bacaan di atas telah aku sampaikan, namun hari ini aku lupa mengucapkannya, agar takdir Allah ini mengenai diriku.
Imam al-Qurthubi mengatakan: Ini adalah hadis yang shahih, perkataan yang benar. Saya meyakini kebenarannya dari dalil dan terbukti di dunia nyata. Sejak saya mendengar hadis ini, saya selalu mengamalkannya, sehingga tidak hal berbahaya yang mengenai diriku, kecuali jika aku lupa membacanya. Suatu ketika di madinah, saya disengat kalajengking. Kemudian aku ingat-ingat, ternyata aku lupa membaca dzikir tersebut. (al-Futuhat ar-Rabbaniyah, 3/100).
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/153719264728140
25. HR. Ahmad 4/337, An-Nasa’i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 4 dan Ibnus Sunni no. 68. Abu Daud 4/418, At-Tirmidzi 5/465 dan Ibnu Baaz berpendapat, hadits tersebut hasan dalam Tuhfatul Akhyar hal. 39.
“Barangsiapa membacanya sebanyak 3x ketika pagi dan sore hari, maka hak Allah memberikan keridhaanNya kepadanya pada hari Kiamat.”
Keterangan:
Aku rela Allah sebagai Tuhanku: Aku cukupkan diriku untuk hanya meminta kepadaNya, beribadah kepadaNya, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia.
Aku rela islam sebagai agamaku: aku tidak menempuh jalan hidup kecuali yang sesuai dengan syariat islam.
Keutamaan:
Dari Tsauban bin Bujdud radliallahu ‘anhu, pelayan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seorang hamba di pagi dan sore hari membaca doa ini 3x: (dzikir di atas), maka telah menjadi kewajiban Allah untuk meridlainya pada hari kiamat.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah dan sanadnya dihasankan Syaikh Ibn Baz dalam Tuhfatul Ahyar).
Makna “menjadi kewajiban Allah”: Allah wajibkan diriNya sendiri untuk melaksanakannya.
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/176822055751194
26. HR. An-Nasa’i dalam Sunan al-Kubro, Al-Hakim dalam al-Mustadzrak, Al-Baihaqi dalam Asma wa shifat dan dishahihkan Al Albani dalam Silsilah as-Shahihah no. 227)
Hadis selengkapnya:
Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu, bahwa beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Fatimah: “Apa yang menghalangimu untuk mendengarkan nasehatku, bacalah ketika pagi dan sore hari: (dzikir di atas).”
Sumber: http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/171977526235647
27. HR. Ahmad 3/406-407, 5/123. Lihat juga Shahihul Jami’ 4/290. Ibnus Sunni juga meriwayatkannya di ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 34.
Keterangan kalimat:
Fitrah islam: Agama yang benar. Terkadang kata fitrah bermakna sunnah (ajaran).
Kalimat ikhlas: Dua kalimat syahadat.
Hadis selengkapnya:
Dari Abdurrahman bin Abu Abza radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika pagi dan sore, beliau membaca: (dzikir di atas). (HR. Ahmad dan dishahihkan Al Albani).
Pesan:
Inilah keindahan akhlak seorang mukmin… dia awali pagi harinya dengan kalimat mulia nan penuh berkah. Dia membuka lembaran pagi harinya dengan memperbarui imannya, menyatakan ikrar tauhid, komitmen terhadap agama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengikuti ajaran Ibrahim – al-Hanifiyah as-Samhah – serta menjauh dari segala kesyirikan apapun bentuknya.
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/165624716870928
27. HR. Ahmad 3/406-407, 5/123. Lihat juga Shahihul Jami’ 4/290. Ibnus Sunni juga meriwayatkannya di ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 34.
Keterangan kalimat:
Fitrah islam: Agama yang benar. Terkadang kata fitrah bermakna sunnah (ajaran).
Kalimat ikhlas: Dua kalimat syahadat.
Hadis selengkapnya:
Dari Abdurrahman bin Abu Abza radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika pagi dan sore, beliau membaca: (dzikir di atas). (HR. Ahmad dan dishahihkan Al Albani).
Pesan:
Inilah keindahan akhlak seorang mukmin… dia awali pagi harinya dengan kalimat mulia nan penuh berkah. Dia membuka lembaran pagi harinya dengan memperbarui imannya, menyatakan ikrar tauhid, komitmen terhadap agama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengikuti ajaran Ibrahim – al-Hanifiyah as-Samhah – serta menjauh dari segala kesyirikan apapun bentuknya.
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/165624716870928
28. HR. Abu Dawud 4/319, Ibnu Majah dan Ahmad 4/60, Lihat Shahih At-Targhib wat Tarhib 1/270, Shahih Abu Dawud 3/957, Shahih Ibnu Majah 2/331 dan Zadul Ma’ad 2/377, HR. Al-Bukhari 4/95 dan Muslim 4/2071.
Keutamaan:
Dibaca 1x. Dari Abu Ayyasy radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa di waktu pagi membaca: (dzikir di atas), nilainya seperti seorang budak keturunan Nabi Ismail, dicatat baginya 10 kebaikan, dihapuskan darinya 10 kesalahan, dan diangkat derajatnya 10 tingkatan, serta dia dalam perlindungan dari setan sampai sore. Demikian pula ketika sore, dia membacanya dan dijaga sampai pagi.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah dan dishahihkan Al Albani).
Dibaca 10x. Dari Abu Ayyub Al Anshari radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa di waktu pagi membaca: (dzikir di atas) 10x, nilainya seperti 4 budak, dicatat untuknya 10 kebaikan, dihapuskan darinya 10 kesalahan, diangkat derajatnya 10 tingkatan, dan bacaan itu menjadi perlindungan baginya dari setan sampai sore. Dan jika ada orang yang membacanya setelah maghrib, dia juga mendapatkan hal yang sama.” (HR. Ahmad, Abu Daud, An Nasa’i dan dishahihkan Al Albani).
Dibaca 100x. Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda: “Barangsiapa yang membaca (dzikir di atas) 100x dalam sehari, maka itu senilai 10 budak, dicatat untuknya 100 kebaikan, dihapuskan darinya 100 kesalahan, dan bacaan itu menjadi perlindungan dari setan pada hari itu sampai sore, serta tidak ada seorangpun yang datang (pada hari kiamat) dengan membawa pahala yang lebih baik dari pahala yang dia bawa, kecuali orang yang membaca lebih banyak.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Penjelasan kalimat:
100x dalam sehari: Imam An Nawawi mengatakan: Dlahir hadis menunjukkan bahwa pahala yang disebutkan bisa didapatkan oleh orang yang membaca dzikir ini 100x dalam sehari, baik dia baca 100 sekaligus atau terpisah-pisah di beberapa tempat, atau dia baca sebagian di pagi hari dan sebagian di sore hari. Namun yang afdhal, dia baca 100 sekaligus di pagi hari, agar bisa menjadi perlindungan baginya dari setan sehari penuh. Demikian pula jika dia baca di awal malam maka menjadi perlindungan baginya semalam penuh. (Tuhfatul Ahwadzi).
Keturunan Nabi Ismail: Merupakan keturunan terbaik.
Orang yang membaca lebih banyak: An Nawawi mengatakan: Ini dalil bahwa orang yang membaca tahlil lebih dari 100 dalam sehari maka dia mendapatkan pahala 100 tahlil sebagaimana disebutkan dalam hadis, diatas dia mendapat pahala tahlil tambahannya. (Tuhfatul Ahwadzi).
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/162921233807943
29. HR. Muslim 2726.
Keterangan:
Makna kalimat dzikir di atas bahwa Allah satu-satu Dzat yang berhak untuk mendapatkan pujian dan penyucian (tasbih) dengan kualitas dan kuantitas sebagaimana yang disebutkan dalam dzikir tersebut. (Fiqh Ad’iyah wa ad-Du’a, 3/41).
Dari Juwairiyah – salah satu istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam – beliau menceritakan: Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju masjid ketika shalat subuh. Sementara Juwairiyah masih berada di tempat shalatnya di rumah. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pulang di waktu dhuha (matahari sudah tinggi), menemui Juwairiyah, sementara Juwairiyah masih duduk di tempat semula. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Juwairiyah istrinya: “Sejak aku tinggal tadi pagi sampai sekarang kamu belum beranjak dari tempat dudukmu?” Juwairiyah menjawab: Ya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi nasehat: “Aku telah membaca empat kalimat sebanyak 3x. Andaikan pahala bacaan empat kalimat ini ditimbang dengan dzikir yang telah engkau baca, niscaya lebih berat empat kalimat tadi: (dzikir di atas).”
Inilah dzikir yang sangat mulia, memiliki keutamaan dan janji pahala yang sangat besar. Senilai dengan pahala dzikir yang dibaca dari subuh sampai siang. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membocorkannya kepada kita. Karena itu, jangan sampai kita sia-siakan.
Sumber: http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/169721936461206
30. HR. Ibnu As-Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah, no. 54 dan Ibnu Majah 925. Isnadnya hasan menurut Abdul Qadir dan Syu’aib Al-Arna’uth dalam tahqiq Zad Al-Ma’ad 2/375.
Keterangan:
Dari Ummu Salamah radliallahu ‘anha, beliau mengatakan: “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah salam shalat subuh, beliau membaca: (dzikir di atas). (HR. Ahmad 6/322, Ibnu Majah 925, dan dishahihkan al-Albani).
Waktu subuh merupakan permulaan hari bagi seorang muslim. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengawali pagi hari beliau dengan memohon kepada Tuhannya tiga hal: ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amal yang diterima.
Mengapa tiga hal ini? Karena tigal hal ini merupakan kunci kebutuhan hidup manusia.
Ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat adalah semua ilmu yang menjadi panduan seseorang untuk melaksanakan amal wajib atau anjuran, baik terkait dengan aqidah, ibadah, maupun muamalah. Demikian penjelasan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 1/141. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengawali doa di atas dengan meminta ilmu yang bermanfaat, karena dengan bekal ilmu, seseorang bisa membedakan antara yang halal dan yang haram. Dengan ilmu orang bisa membedakan mana amal shaleh dan mana amal yang kelihatannya shaleh.
Rizki yang halal. Dengan rizki yang halal, manusia bisa menjalani kehidupan dunianya dengan baik. Karena manusia hidup butuh nutrisi. Agar nutrisi ini tidak menjadi bahan pertanyān di hari kiamat, nutrisinya harus berupa makanan yang halal. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta rizki yang halal sebelum amal yang diterima. Karena syarat doa seseorang bisa diterima adalah rizkinya halal.
Amal yang diterima. Syarat amal diterima ada tiga:
Pelakunya mukmin. Karena amal orang kafir tidak diterima.
Dilakukan dengan ikhlas. Amal yang dilakukan untuk tendensi dunia atau pujian orang lain tidak akan diterima.
Sesuai petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tanpa ini, amal seseorang tidak akan dinilai.
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/168763686557031
31. HR. Bukhari 6405 dan Muslim 484)
Keutamaan:
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa di waktu pagi dan sore membaca: (dzikir di atas) 100x, maka tidak ada seorangpun yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala yang lebih baik dari pahala yang dia bawa, kecuali orang yang membaca seperti yang dia baca atau lebih banyak.” (HR. Muslim 2692).
Dzikir ini juga dianjurkan untuk dibaca setiap hari 100x berdasarkan hadis dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang membaca: (dzikir di atas) 100x dalam sehari, maka akan dihapuskan dosa-dosanya, meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Bukhari 6405 dan Muslim 484).
Sumber: http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/159343404165726
32. HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari 11/101 dan Muslim 4/2075.
Hadis selengkapnya:
Dari Aghor bin Yasar Al Muzanni radliallahu ‘anhu, bahwa beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai para manusia, bertaubatlah kepada Allah! Sesungguhnya aku bertaubat kepadaNya 100x dalam sehari.”
Keterangan:
Dzahir hadis menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta ampunan dan bertaubat.
Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam orang yang ma’shum (terhindar dari dosa), lalu mengapa beliau perlu bertaubat? Ada beberapa jawaban untuk pertanyān ini:
Ibn Batthal mengatakan: Para nabi adalah orang yang paling bersungguh-sungguh dalam beribadah, karena tingkatan makrifat (mengenal Allah) yang Allah berikan kepada mereka. Maka mereka adalah orang yang selalu istiqamah bersyukur kepadaNya, istiqamah dalam mengakui segala kekurangannya, baik kekurangan ketika melaksanakan ibadah maupun kekurangan dalam keseharian dengan melakukan hal-hal yang mubah, sehingga tidak sempat berdzikir kepada Allah.
Tujuan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak bertaubat adalah dalam rangka mengajari umatnya.
Yang dimaksud “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ma’shum” adalah terhindar dari dosa-dosa besar atau ma’shum dari bentuk berkhianat dalam penyampaian syariat. Namun beliau tidak ma’shum dari dosa kecil dan kesalahan kecil. Sehingga beliau butuh untuk istighfar.
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/180437968722936
33. HR. Ahmad 2/290, An-Nasa’i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah, no. 590 dan Ibnu Sunni no. 68. Lihat Shahih At-Tirmidzi 3/187, Shahih Ibnu Majah 2/266 dan Tuhfatul Akhyar, hal. 45.
Makna:
Kalimat Allah = Al Qur’an.
Yang sempurna = yang tidak memiliki kekurangan maupun cacat, sebagaimana ucapan manusia. Ada yang mengatakan, maksudnya adalah kalimat yang bermanfaat, cukup untuk melindungi apa yang ditakutkan.
Keutamaannya:
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang ketika sore membaca: (doa di atas) 3x setiap sore maka sengatan binatang pada malam itu tidak akan membahayakannya.” Suhail -perawi hadis- mengatakan: Keluarga kami mempelajari dan membaca dzikir ini setiap malam. Sampai suatu ketika ada gadis kecil di keluarga kami yang tersengat binatang berbisa, namun dia tidak merasakan sakit. (HR. At Turmudzi dan dishahihkan Al Albani).
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, bahwa suatu ketika datang seseorang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia bercerita: Tadi malam saya ketemu kalajengking dan menyengatku. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Andaikan ketika sore kamu membaca: (doa di atas), niscaya binatang itu tidak akan membahayakan dirimu.” (HR. Muslim).
Sumber: Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/154140941352639

INFORMASI PEMESANAN
Untuk Pemesanan bisa melalui Agen Resmi Alfatih Quran di setiap daerah, atau bisa juga melakukan pembelian pada Web Store, WhatsApp atau Marketplace Tokopedia / Shopee.
